PASIEN RO MANGKIR, SSR MSI MAMPIR

Ibarat tim buser yang siap menyergap, begitu kira-kira yang bisa digambarkan untuk kegiatan ini. Tim SSR Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pekalongan setelah mendengar adanya Pasien TBC Resisten Obat yang Loss To Follow Up (LTFU), atau istilah familiarnya adalah mangkir dari pengobatan, segera bergerak cepat untuk merencanakan kunjungan. Berawal dari Rapat koordinasi yang dilaksanakan antara Tim SSR dengan Dinkes Kab.Pekalongan, RSU Budi Rahayu Pekalongan, Petugas TBC Puskesmas Tirto I, Manajer Kasus dan Koordinator Kader Kecamatan maka dibentuk Tim Khusus untuk mengunjungi Pasien TBC RO yang mangkir. Tim khusus ini adalah tim gabungan dari peserta rapat koordinasi yang bertujuan untuk memotivasi dan mengajak Kembali Pasien TBC RO untuk menjalani pengobatan.

 

Pada hari Rabu, 29 September 2021, Tim Khusus melakukan kunjungan rumah ke Pasien TBC RO yang Bernama inisial ‘Dul’, beralamat di desa Pandanarum 12/12, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Kunjungan ke rumah pasien ‘Dul’ ini dalam rangka membujuk pasien berobat Kembali. Kunjungan didampingi dari pihak Dinkes dan Puskesmas, serta dari Yayasan Mentari Sehat Indonesia Cabang Kabupaten Pekalongan. Tim khusus mendatangi Pemerintahan Desa Pandanarum terlebih dahulu sebelum sampai ke rumah pasien untuk mengajak Pemerintahan Desa peduli dan ikut membantu upaya pendampingan pasien TBC RO yang mangkir.

 

Sesampainya di rumah pasien ‘Dul’, dengan kondisi rumah yang mungil dan sederhana, Tim Khusus melakukan orbrolan dengan Pasien untuk menggali informasi alasan pasien memutuskan mangkir dari pengobatan. Ternyata diketahuilah bahwa alasan pasien ‘Dul’ mangkir yaitu :

  1. Pasien trauma dengan ESO saat pengobatan, pasien tidak bisa beraktifitas saat minum obat.
  2. Pasien memutuskan tidak minum obat sejak Juni dan merasa kondisinya semakin membaik setelah putus berobat
  3. Pasien terkendala ekonomi karena sebagai kepala keluarga dan tulang punggung tidak bisa mencari nafkah jika lanjut berobat
  4. Istri juga lebih senang kalu pasien tidak minum obat karena jadi bisa beraktifitas Kembali
  5. Pasien merasa saat di rumah sakit seperti kurang diperhatikan oleh dokternya, karena saat akan mengeluh tentang ESO respons dokter seperti kurang senang dan kurang ramah.

Setelah mendengar keluh kesah pasien ‘Dul’, satu persatu pihak-pihak yang terkait dari mulai Dinkes, Petugas TBC puskesmas Tirto I selaku PMO, Manajer Kasus dan pihak Yayasan MSI memberi edukasi dan motivasi. Inti dari penyampaian Edukasi dan Motivasi menjelaskan kepada Pasien ‘Dul’ bahwa mangkir dari pengobatan RO adalah Tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan mangkir ini bisa menjadi sumber penularan AKTIF dari kuman TBC Resisten Obat.

 

Tim khusus memberikan motivasi kepada pasien ‘Dul’ agar bersemangat dan bersedia menjalani pengobatan Kembali. Pihak Puskesmas juga memberi arahan bahwa untuk waktu minum obat boleh dilakukan saat sore hari menjelang tidur, sehingga tidak mengganggu aktifitas pasien di siang hari. Tim Manajer Kasus dan Pasien Supporter siap mendampingi dan membersamai pasien ‘Dul’ saat akan kembali berobat ke RSU Budi Rahayu Pekalongan. Tim akan membantu pasien menyampaikan keluhan-keluhannya ke pihak RSU.

 

Kunjungan diakhiri dengan pemberian makanan tambahan (PMT) oleh pihak Dinkes dan Puskesmas Tirto I serta pemberian santunan dari Yayasan Mentari Sehat Cabang Kabupaten Pekalongan. Semoga pasien’Dul’ terketuk hatinya untuk mau menjalani pengobatan kembali, amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top