GROBOGAN,iNewsMuria.id – Dinas Kesehatan atau Dinkes Grobogan terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai target eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) pada 2028, atau dua tahun lebih cepat dari target Jateng.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Grobogan Slamet Widodo dalam kegiatan Optimalisasi Penemuan Kasus dan Komitmen Penanggulangan TBC di Kabupaten Grobogan, Senin (27/11/2023).
“Target eliminasi 2028 atau dua tahun lebih cepat dari target nasional dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada 2030,” kata Slamet Widodo di kegiatan yang digelar bersama Yayasan Mentari Sehat Indonesia di Hotel Front One Purwodadi.
Menurut Slamet, TBC adalah penyakit menular untuk itu temukan sumber penularan, lakukan screening terhadap kontak terdekat lalu lakukan tata laksana suspect agar kasus TBC menurun. “Tujuan dari digiatkannya screening kemudian setelah itu pengobatan hingga sembuh, tujuannya untuk memutus rantai penularan TBC di Grobogan,” tambahnya.
Untuk mendukung eliminasi TBC yang saat ini kasusnya berada di urutan kedua dunia, lanjut Slamet, Pemerintah berkomitmen dengan penyediaan sarana prasarana meliputi obat-obatan hingga laboratorium.
“Termasuk juga penguatan jejaring layanan TBC antar fasilitas layanan kesehatan, seperti Puskesmas, RS, klinik dan dokter praktik mandiri guna meningkatkan kualitas layanan kepada pasien maupun terduga TBC,” ujar Slamet. Juga tambah Slamet, bersinergi dengan lintas sektoral dinas terkait seperti Dispermades, Bappeda, Dinsos dan ormas seperti Yayasan Mentari Sehat, Aisyiyah, Fatayat NU, dan kader kesehatan di Posyandu
Ditambahkan Sub Koordinator P2M Dinkes Grobogan Gunawan Cahyo Utomo yang dimaksud dengan eliminasi adalah jika kasus TBC kurang dari 65 per 100.000 orang, lalu kematian kurang dari 6 per 100.000 orang. Disebutkannya, dari jumlah penduduk Grobogan 1.490.131 jiwa maka perkiraan terduga TBC ada 11.699. Pada 2023 ada 2.166 terduga TBC dari 11.699 dengan capaian standar pelayanan minimal 102,07 persen.
“Dengan capaian keberhasilan pengobatan Tuberkulosis Treatmen Succer Rate (TSR) 2023 hingga bulan Oktober mencapai 91,8 persen” jelas Gunawan. Sementara perwakilan dari Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Arif Setiawan mengatakan ada 2-3 kader dari MSI yang melakukan pendampingan pasien TBC, termasuk memberikan bantuan transportasi.
“Sehingga diharapkan dengan pendampingan yang dilakukan kader MSI di Grobogan bisa meningkatkan capaian kesembuhan pasien TBC dan target eliminasi pada 2028 tercapai,” kata Arif.