GREBEK TB DI SEMBAWAN, KOTA PEKALONGAN

Indonesia adalah salah satu negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Menurut Laporan Global TB (WHO, 2018), kejadian TBC di Indonesia pada tahun 2017 adalah 842.000 kasus dengan perkiraan TB RO sekitar 12.000 kasus. Mengacu pada jumlah notifikasi sebanyak 446.732 pada 2017, terdapat 53% dari estimasi kasus telah ditemukan, berarti tersisa 47% lagi yang belum terjangkau dan belum diobati atau telah ditemukan dan dirawat tapi belum ternotifikasi dalam laporan program nasional. Karena pasien yang belum ditemukan berisiko menjadi sumber infeksi kepada orang lain.

 

Indonesia saat ini terus berupaya untuk melakukan pemberantasan penyakit TB. Program pencegahan TB dilakukan melalui upaya promotif dan preventif sekaligus tetap memberi perhatian pada aspek pengobatan dan rehabilitatif yang bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat, mengurangi kesakitan, mortalitas atau kematian, sekaligus mencegah penularan dan dampak negatif lain yang disebabkan TBC. Program Eliminasi Tuberkulosis kini telah menjadi SPM seiring telah ditetapkannya peraturan presiden nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan Tuberkulosis.

 

Dalam menjalankan program eliminasi TBC melalui grant Global Fund, PR Komunitas Konsorsium Penabulu-STPI featuring Yayasan Mentari Sehat Indonesia Kota Pekalongan fokus pada pelacakan kasus secara agresif melalui Investigasi Kontak yang sejalan dengan fokus program yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu, Yayasan Mentari Sehat Indonesia Kota Pekalongan juga akan melakukan kegiatan community outreach sebagai salah satu usahanya dalam melakukan pencarian kasus TBC baru secara aktif di Masyarakat. Selama implementasi dana Hibah Global Fund, pembelajaran penting yang di dapat ialah kerjasama antara kader, puskesmas, dan Dinas Kesehatan level Kab/Kota. Sangat berpengaruh pada kesuksesan program eliminasi TBC di Indonesia khususnya di Kota Pekalongan.

 

Kerjasama ini tertuang dalam kegiatan Grebek TB yang dilakukan disalah satu wilayah Puskesmas Krapyak Kidul yang menjadi kantung TBC yaitu diSembawan Krapyak Kidul Pekalongan Utara. Kegiatan ini diikuti oleh petugas puskesmas, coordinator kader, dan kader komunitas setempat, dipilihnya daerah ini dikarenakan didaerah tersebut terdata ada 2 orang pasien TB MDR yang salah satunya telah meninggal 1 bulan yang lalu serta ada 1 pasien TBC Klinis. Untuk menghindari penularan kemasyarakat disekitarnya maka Ira Septiawati selaku Staf Program Kota Pekalongan segera menghubungi Programer Puskesmas Krapyak Kidul untuk membicarakan rencana kegiatan untuk menyisir daerah disekitar Indeks Kasus melalui kegiatan Grebek TB yaitu mendatangi secara bersama-sama warga dilingkungan Indeks Kasus dengan mencari warga yang bergejala secara door to door kemudian meriksakannya dan apabila hasilnya postif TBC maka dapat dilakukan upaya pengobatan dan didampingi hingga sembuh. Team dibagi menjadi dua kelompok dan menyebar kedua arah serta berinterikasi dengan warga, memberikan edukasi serta menscraning warga-warga yang bergejala agar mau memerikasakan diri.

 

Kegiatan Grebek TB tersebut dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2021, tim berhasil mengindikasi 74 orang terduga TBC didaerah tersebut. Para kader melakukan jemput bola dengan mengambil pot dahak yang dibagikan kepada para terduga selama 2 hari berturut-turut dan mendapatkan 54 pot dahak yang siap untuk dites, dan sisanya 20 pot dahak Kembali dalam keadaan kosong. Warga menyatakan tidak bisa mengeluarakan dahak dan merasa dirinya baik-baik saja sehingga tetap bersikeras tidak mau diperiksa. Adapun hasil dari ke 54 suspek tersebut masih dalam proses pemeriksaan TCM.

 

Melihat letak geografisnya, Kota Pekalongan merupakan masuk wilayah pesisir pantura yang banyak warganya terbentuk dengan sifat keras dan lebih individual. Apalagi di Kecamatan Pekalongan Utara yang langsung berbatasan dengan pantai utara jawa, wilayah padat penduduk serta rob yang seringkali terjadi membuat keadaan diperkampunagan diwilayah tersebut terlihat lembab dan kumuh. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan didaerah sini harus tegas dan persuasive, karena secara SDM banyak warganya yang berkecukupan dalam ekonomi serta banyak pula yang  Pendidikan tinggi. Dalam hal iniKota pekalongan sangat membutuhkan kegiatan peningkatan kapasitas untuk para kader dalam hal Komunikasi Efektif serta mengupdate pengetahuan-pengetahuan  baru tentang tatalaksana pengobatan TBC. Tentunya harapan besar apa yang telah diupayakan oleh Yayasan Mentari Sehat Kota Pekalongan bekerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat mempercepat eliminasi TBC yang di Jawa Tengah ini di Targetkan di tahun 2028. Dan semoga kegiatan Grebek TB ini menjadi salah satu Ikhtiyar bersama untuk memutus mata rantai TBC dan penemuan kasus baru sehingga dapat diobati sampai sembuh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top