28 November 2023 Sebanyak 476 Anak di Pati Teridentifikasi Menderita Tuberkulosis

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Seiring gencarnya upaya screening, temuan kasus Tuberkulosis (TB) pada anak di Kabupaten Pati tahun ini tergolong tinggi.

Hingga 31 Oktober 2023, ditemukan 476 kasus.

Artinya, temuan kasus mencapai 204,3 persen, jauh melampaui target temuan yang sebanyak 233 kasus. Koordinator Program TBC SSR Mentari Sehat Indonesia Kabupaten Pati Yasir Al Imron mengungkapkan, saat ini pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada anak menjadi prioritas.

“Tingginya temuan kasus ini karena kegiatan screening dan penjaringan kasus TBC yang cukup aktif. TB anak memang menjadi isu utama, saat ini pemberian TPT kepada anak lebih dikencangkan,” ujar dia dalam Konferensi Pers Komitmen Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan TBC di The Safin Hotel Pati, Selasa (28/11/2023).

Pelacakan pasien mangkir berobat pun terus digencarkan. Pada 2023 ini, ada 65 pasien yang sudah terlacak, 22 pasien bersedia berobat kembali, 16 pasien menolak, dan 20 pasien dilaporkan meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia mengungkapkan, tingginya temuan kasus TB pada anak dikarenakan masifnya kegiatan untuk penemuan kasus dari target yang telah ditetapkan.

Banyaknya dokter anak yang aktif juga mendorong temuan kasus yang tinggi. ”Banyaknya temuan pasien anak ini juga dikarenakan sekarang ini semakin banyak dokter anak, baik di RS swasta maupun rumah sakit milik pemerintah. Puskesmas pun dokter umumnya banyak. Kemungkinan angka TBC di masyarakat yang tak terdeteksi juga banyak,” tutur dia.

Menurut Aviani, tingginya temuan kasus juga tidak terlepas dari metode dalam mendeteksi penyakit ini. Dia mengatakan, biasanya pengidap penyakit TBC diketahui setelah melakukan cek kesehatan di Puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya.

Aviani berharap screening terus digencarkan. Tak terkecuali di lingkungan sekolah, pondok pesantren, hingga perusahaan. “Bidan desa juga kami minta melakukan pendampingan. Termasuk tugas tambahan bidan desa untuk melakukan edukasi di masyarakat,” ucap dia. Dirinya berharap, dengan banyaknya kasus TB yang teridentifikasi, penanganan medis dapat dilakukan dengan baik. Sehingga, kasus kematian akibat penyakit ini dapat ditekan.

Aviani mengatakan, untuk mencegah penyakit ini, peran orang tua sangat dibutuhkan, di antaranya dalam memperhatikan asupan gizi anak supaya daya tahan tubuh anak mampu melawan bakteri. “Kekurangan sinar matahari juga (jadi penyebab TB). Jendela kalau pagi dibuka semua supaya sinar matahari masuk. Bakteri TB ini mati terkena sinar matahari,” papar Aviani. (mzk)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top